Melaksanakan Umrah dan Haji adalah impian setiap muslim. Kedua ibadah ini bukan hanya sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga sebuah pengalaman hidup yang penuh makna, kenangan, dan keberkahan. Banyak jamaah yang merasa bingung saat pertama kali berangkat, mulai dari persiapan, tata cara ibadah, hingga tips menjaga kesehatan selama di Tanah Suci.
Perjalanan ibadah Umrah dan Haji bukan sekadar wisata, melainkan sebuah pengalaman spiritual mendalam bagi setiap Muslim. Bagi banyak orang, ini adalah momen menyentuh hati, memperbarui niat, dan menyucikan diri. Artikel ini menyajikan panduan langkah demi langkah mulai dari persiapan, ritual-ritual, tip praktis, hingga makna spiritualnya, agar jama’ah bisa melaksanakan ibadah dengan lancar, khusyuk, dan penuh manfaat.
Persiapan sebelum Keberangkatan
1 . Kesiapan Fisik & Kesehatan Lakukan medical check-up : tekanan darah, gula darah, ginjal, jantung — minimal 1–2 bulan sebelum keberangkatan.
2. Latihan fisik ringan teratur: jalan cepat, naik tangga, berjalan di medan miring — agar stamina lebih baik menghadapi padatnya keramaian dan berjalan kaki.
3. Bawa obat-obatan pribadi, vitamin (jika boleh), serta surat resep dokter bila perlu.
4. Persiapan Dokumen & Keuangan
5. Pastikan paspor masih berlaku minimal 6 bulan.
6. Visa Umrah / Haji sesuai dengan paket travel Anda.
7. Fotokopi identitas, tiket pesawat, voucher hotel, kontak agen.
8. Simpan uang tunai mata uang Riyal Saudi dan rupiah dalam jumlah secukupnya.
9. Buat daftar prioritas (checklist) perlengkapan: mukena / ihram, sajadah kecil, masker, mukena travel, tas kecil, air minum isi ulang, power bank, dan lain-lain.
Persiapan Spiritual & Ilmu
1. Pelajari tata cara Umrah dan Haji, sunnah-sunnah, larangan ketika ihram.
2. Hafalkan doa-doa penting seperti talbiyah, doa tawaf, doa antara safar-marwah.
3. Reorganisasi niat & mental: niatkan agar perjalanan ini benar-benar karena Allah SWT, jauhkan dari riya’ atau pamer.
4. Ikuti pembekalan jamaah dari travel : biasanya berupa materi tentang etika di Tanah Suci dan tips praktis.
Tata Cara Umrah : Langkah demi Langkah
Memasuki Miqat & Mengenakan Ihram
- Di titik miqat (batas wilayah ihram), calon jemaah harus mengenakan pakaian ihram (untuk pria 2 lembar kain putih tak berjahit, wanita memakai pakaian sederhana dan menutup aurat).
- Bacalah niat ihram, misalnya: “Labbayk Allahumma bi-‘Umrah” (Ya Allah, aku datang untuk Umrah).Setelah mengenakan ihram, mulailah membaca talbiyah: “Labbayk Allahumma labbayk, labbayk laa syarika laka labbayk, innal hamda wanni‘mata laka wa l-mulk, laa syarika laka”
- Masuk ke Masjidil Haram & Tawaf
- Masuklah ke Masjidil Haram dengan kaki kanan, membaca doa pendek (misalnya: Allahumma ftah li abwaba rahmatik “Ya Allah, bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”) icorlando.org
- Lakukan Tawaf 7 kali mengelilingi Ka’bah (dimulai dari Hajar Aswad, menghadap Ka’bah, bergerak ke kanan) hajinformation.com+1
- Bila memungkinkan, cium atau sentuh Hajar Aswad (atau istilaam — menyentuh dengan tangan) setiap memulai putaran hajinformation.com
- Setelah selesai tawaf, lakukan shalat 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan)
Sa’i (Berjalan Antara Safa dan Marwah)
- Setelah tawaf, jamaah melanjutkan ke Sa’i: antara bukit Safa dan Marwah sebanyak 7 kali (dimulai Safa → Marwah → Safa … → Marwah) hajinformation.com+1
- Saat berada di area tertentu (antara tanda hijau), pria boleh berjalan cepat (raml), sedangkan wanita jalan normal hajinformation.com
Tahallul (Memotong / Mencukur Rambut)
- Setelah sa’i, jamaah melakukan tahallul:
- Pria: mencukur rambut atau minimal memotong beberapa helai.
- Wanita: memotong rambut sedikit (sekitar 1–2 cm) hajinformation.com+1
- Setelah tahallul, larangan-larangan dalam ihram (seperti memakai parfum, bercampur suami istri, memotong kuku) diangkat.
Pelaksanaan Haji — Rangkaian Ritual Utama
Jenis-Jenis Haji
- Tamattu’: jamaah melakukan Umrah terlebih dahulu, kemudian berhenti (melepaskan ihram) dan kembali masuk ihram untuk Haji.
- Qiran: Umrah dan Haji dilakukan dalam satu rangkaian ihram tanpa lepas di tengah.
- Ifrad: hanya melakukan Haji tanpa Umrah.
Pemilihan jenis Haji tergantung paket travel dan niat jamaah. gtaf.org+1
Hari ke 8 Dhul Hijjah (Hari Tarwiyah)
- Jamaah berangkat ke Mina, menginap di Mina dan melaksanakan salat lima waktu di sana.
- Di Mina, jamaah mulai memperbanyak takbir & dzikir.
Hari ke 9 Dhul Hijjah (Hari Arafah)
- Jamaah berangkat ke Padang Arafah sebelum tengah hari.
- Di Arafah, jamaah memperbanyak doa, dzikir, dan memperbanyak istighfar.
- Setelah matahari terbenam, jamaah berangkat ke Muzdalifah, salat Maghrib & Isha digabung, dan mengambil batu kerikil (minimum 7 batu, biasa 49 atau 70) untuk ritual jamarat.
Hari ke 10 Dhul Hijjah (Hari Nahr / Hari Raya Idul Adha)
- Jamaah kembali ke Mina dan melakukan Ramy al-Jamarat: melempar tujuh kerikil ke Jamarat Al-Aqabah (tugu dengan dinding besar).
- Lakukan qurban (kurban) sesuai jenis Haji (bagi yang Tamattu’ dan Qiran).
- Setelah kurban, lakukan tahallul (mencukur atau memotong rambut).
- Kemudian jamaah kembali ke Makkah untuk Tawaf Ifādah dan sai jika diwajibkan.
Hari ke 11–13 Dhul Hijjah
- Jamaah melempar kerikil ke tiga Jamarat (Ula, Wustha, Aqabah) masing-masing 7 batu per Jamarat (total 21 batu) selama dua hari (11 & 12 Dzul Hijjah).
- Jika tinggal hingga 13 Dzul Hijjah, lakukan juga lempar Jamarat dan Tawaf Wada’ (tawaf perpisahan) sebelum meninggalkan Makkah.
Tips Praktis agar Ibadah Lancar & Terasa Khusyuk
- Gunakan pakaian ringan & nyaman, serta alas kaki yang mudah dilepas.
- Bawa botol air isi ulang agar bisa minum tanpa antre panjang.
- Simpan doa-doa pendek dalam hati; saat berjalan di antara kerumunan, berdoa dalam hati lebih aman.
- Ikut instruksi petugas dan paham jalur untuk tawaf, sa’i, dan jamarat agar tidak tersesat.
- Hindari terlalu banyak dokumentasi foto/video selama sedang dalam ritual inti agar fokus ibadah tetap tinggi.
- Jika terpisah dari rombongan, bawa kartu identitas & nomor agen agar mudah ditemukan.
- Pastikan waktu istirahat cukup — tidur secukupnya agar stamina tetap terjaga.
- Gunakan teknologi: aplikasi pengingat doa, peta Masjidil Haram & lingkungan sekitarnya, alat pelacak rombongan bila memungkinkan.
Makna Spiritual & Transformasi Diri
- Kehambaan & Tawadhu’: saat mengenakan ihram dan menjalankan ritual tanpa membeda-bedakan status sosial, kita diingatkan bahwa semua sama di hadapan Allah.
- Sabar & Ridha: menghadapi panas, antre, kelelahan, dan keadaan sulit — ini adalah ujian kesabaran yang memperkuat keimanan.
- Taubat & Muhasabah: perjalanan ini menjadi waktu refleksi, introspeksi dosa, dan memperbaiki diri untuk kembali ke kehidupan dunia lebih baik.
- Silaturahim Umat Islam: berjuta umat dari berbagai latar dan negara bersatu dalam satu tujuan — ini memperkuat persaudaraan global Islam.
- Doa & Harapan: banyak jamaah menyebut bahwa saat di Arafah atau di Multazam adalah saat di mana doa lebih mustajab — momen untuk memohon ampun, rahmat, dan ridha Allah.
Semoga Allah SWT menerima setiap doa dan ibadah kita, serta memberi kesempatan bagi semua muslim untuk berkunjung ke Tanah Suci. Aamiin.


