UMROh = SPRITUAL HEALING
Beberapa tahun belakangan, banyak orang berbicara tentang healing; spritualy, physically, mentally, financially, an so on. Sebuah proses yang membutkan kesadaran dan kerelaan untuk kembali.
Umroh atau perjalan spritual lainnya adalah healing, yang sebenarnya. Tidak sedikit yang melakukan perjalanan-perjalanan semacam ini di sebabkan rasa kecewa dalam urusan duniawi dan kejenuhan hidup sehari-hari. You aks Allah, the Almighty. Adukan saja.
sepulang dari sana, kita akan melihat dunia dengan cara pandang yang berbeda dan terlepas sdari kemelekatan (attachment). Remember, don’t get too attachet to anything.
UMROH = NO NEED TO BE READY
Seorang teman pernah berkata, ” tidak ada orag yang datang ke ka’bah kecuali memang di panggil oleh Allah.”
Bukankah pintunya Allah selalu terbuka? If you really want it, go aks for it. mintyalah supaya diundang. Undangan itu ngga perlu menunggu sampai siap. Allah yang akan mampukan.
you dont need to be ready. No amount of preparation will ever get you ready. you just need to start. Get going.
Beberapa orang, selain karena belum siap secara finansial untuk ke tanah suci, juga karena mereka belum suci sehingga merasa belum pantas. buang jauh-jauh mindset ini. jikalau memang ini adalah proses healing sebagai bagian dari gaya hidup, bukankah seharusnya di balik pola pikirnya? ‘karena saya ingin menjadi lebih baik, kapan pun ada kesempatan, saya berangkat. Tanpa harus menunggu sampai bersih dulu.
UMROH = PART OF OUR LIFESTYLE
Para pakar menyebut umroh (dan haji) sebagai ibadah holistik integratif karena melibatkan dan memadukan hati, akal, jiwa, raga, harta dan sosial budaya lintas batas: geografi, ekonomi, politik, bahasa, budaya, dan suku bangsa
Umroh dan haji menurut keseimbangan spritual-material, individu sosial, dunia akhirat. Inilah yang disebut dengan ibadah multidimensional. Kebudayan bukti kemampuan secara mater-menganulir alasan ketidak siapan finansial. Jikalau orang pergi umroh dan haji semata-mata karena kekayaan merek, itu berarti haji dan umroh hanya milik yang kaya saja. Padahal, normatifnya tidak demikian.
Persiapkan, jadikan ini bagian dari gaya hidup, sebagai mana kita merencanakan tujuan tujuan yang lain: menikah, beli rumah, sekolah, anak, karir, treveling, dan seterusnya.
Gen Z membawa narasi baru dalam perjalanan umroh Sama seperti milenial, mereka menjadikan umroh dan haji sebgai salah satu tujuan dan memasukkan ke dalam perencanaan keuangan.
UMROH = AUTENTHICITY
Pahami lagi esensi perjalanan spritual ini dari kacamata yang lebih luas. Ketika menggunakan pakaian ikhram serba putih, manusia melepaskan segala jabatan dan setatus sosialnya, melambangkan ketulusan hati dan kejernihan pikiran. Ini adalah bentuk keaslian (AUTHENTICITY).
Be authentic. Only You and God Know.
pribadi yang jujur-sejujur-jujurnya tanpa pencitraan. Mereka bergaul berasakan kesamaan-kesetaraan dan menghormati antar sesama, memperlakukan sesama manusia dalam kerangka persaudaraan dan menahan diri dari kebencian, ketidaksukaan, dan permusuhan.
UMROH = ONENESS
Ketika kita mengelilingi ka’bah, setiap dari itu kita bergarak dalam roda kehidupan dengan menjadikan Allah sebgai porosnya (ONENESS), bukan yang lain, apalagi diri kita.
Not Selfish, Self-Centred, egocentric, narcissistic, etc.
Sebuah simbol ketundukan, keteraturan, kedisiplinan atas kehidupan yang berpusat, bukan yang tanpa arah. Ketika kita berlari-lari kecil dari bukit safa ke marwah, kita berusaha menggapai apa yang menjadi tujuan, memaknai kehidupan sebgai sebuh perjuangan dengan etos kerja profesional. ketika bertahallul, kita rampung, bersih.
Meski dunia hanya sementara, jangan sampai rugi menyiksa. Kejarah akhira, dunia menyertai. Sibukkan dir dengan urusan mu sendiridan tetap menjadi pribadi yang setidak-tidaknya tidak menjadi masalah bagi orang lain. Lebih baik lagi, bawalah manfaat untuk masyaraka. Allah mudahkan jalan menuju tujuan lkita di ciptakan. Jadi, fokuslah pada peran-peran kehiduapan. Hidup jujur dan sederhan tanpa banyak perintah. Hadir utuh dan sungguh-sungguh, tampil dengan apik dan autentik,. Dan karena kita semua akan klembali saat di hadapkan pada pilihan hidup ini, pilihlah yang mendekatkanmu pada tempat kembali.